Selamat Datang! Di Cafebahasa dan Sinematografi-Bambang Setiawan-Blog Informasi dan Tutorial Sinematografi. Kirim artikel Anda untuk diposting

Selasa, 31 Januari 2012

Profesi Kamera Wedding

Juru Kamera Wedding
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd

Pernikahan sering disebut dengan wedding. Profesi kamera video wedding paling banyak. Bahasa kerennya sering disebut syuting kawinan, begitu orang sering menyebutnya. Hal ini disebut sebagai profesi multi entry atau bisa dilakukan dan ditekuni oleh siapa saja. Bahkan banyak dilakukan orang-orang yang hobi shotting, disisi lain ada juga yang belajar otodidag. Namuna demikian, sekarang syuting perkawinan sudah menjadi bisnis menjanjikan lho! Usaha syuting wedding sudah dirintis orang sejak lama, hal ini dilatarbelakangi berkembangnya kebutuhan orang untuk mendokumentasikan hal-hal penting dalam kehidupannya. Misalnya dokumen video untuk kelahiran, kematian, ulang tahun, pernikahan, event tertentu dan lain sebagainya.
Walaupun alat yang digunakan sederhana, hingga super canggih. Intinya adalah dokumentasi.
Dulu yang penting difoto, namun seiring dengan perkembanan zaman sekarang pendokumentasian sebelum pernikahan (pre wedding) berkembang secara variatif. Untuk keperluan kartu udangan saja, kini pasangan pengantin meluangkan waktunya untuk difoto, yang kemudian dipajang pada kartu. Hal ini berdampak pada video juga. Ada syuting sebelum pernikahan, yang menggambarkan saat-saat sebelum pernikahan. Atas dasar inilah video syuting sekarang diperhitungkan sebagai bisnis.
Bagaimana agar hasil dokumentasi mempunyai nilai dan menarik? Ada bebepara hal yang harus diperhatikan (Askurifai Baskin, 2009:35) sebagai berikut:
  1. Melakukan pertemuan dengan kedua calon mempelai untuk membicarakan selera dan gaya yang diinginkan; apakah fungky, resmi, atau setengah resmi.
  2. Mendiskusikan ru down acara, dari pre wedding hingga resepsinya. Hari, waktu, tempat dan lainnya harus jelas sehingga kru bisa mempersiapkan dengan maskimal.
  3. Khusus untuk tempat harus survey lapangan, apakah di gedung, di rumah, atau out door (kebun).
  4. Untuk setiap acara harus diperhatikan tata cara atau aturannya sehingga dalam pelaksanaan tetap berjalan lancar, misalnya; kalau adat Jawa tentu ada siraman, midodareni, sungkeman, dll.
  5. Yang tak kalah penting nego harga. Harga biasanya disesuaikan dengan lengkap tidaknya profesi dokumentasi yang dilakukan dan jenis peralatan yang dipakai.
  6. Wajib dilakukan tecnical metting dengan panitia pernikahan, dan membahas soal pre wedding,upacara adat, prosesi resepsi.
Selain itu, syuting pernikahan gampang-gampang susah. Mengapa? Karena hampir setiap orang bisa melakukan hal ini. Askurifai (2009: 36) mengungkapkan beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam syuting perkawinan, atau kesalahan yang membawa petaka dalam syuting perkawinan sebagai berikut:
  1. Tidak menguasai run down acara, dari pre wedding hingga resepsi.
  2.  Terlambat datang. Jika ada upacara adat jangan terlambat datang. Lebih baik menungu dua jam daripada terlambat datang.
  3.  Jangan mengambil gambar mempelai wanita dalam kondisi yang belum di make-up karena biasanya mempelai ingin tampil cantik dan menarik.
  4.  Menolak mengikuti upacara adat sesuai dengan tradisi sang mempelai. Bekerjalah dengan pemandu acara adat secara harmonis.
  5.  Jangan asal rekam (cek gambar apakah terekam dengan baik atau tidak).
  6.  Jangan gambling dengan alat, lebih baik menyediakan kamera cadangan daripada menjadi panik dan gagal mendokumentasikan acara.
  7.  Jangan sampai kehabisan kaset. Sediakan kaset cadangan.
  8.  Jangan sekali-kali memperlihatkan sikap arogan dan angkuh, tetaplah sopan, banyak senyum, dan lakukan dengan rendah hati.
  9.  Jangan ikut rebutan dengan para tamu undangan, lebih makan lebih dulu sehingga tidak bareng dengan tamu undangan.
  10.  Jangan kerja sendiri. Pastikan Anda ditemani oleh kru yang membantu pekerjaan Anda.
  11.  Jangan memakai kaos oblong dengan celana jeans belel. Kenakan pakaian yang sopan dan membuat orang lain nyaman.
  12. Jangan menyorotkan lampu ke muka pengantin atau tamu undangan. Untuk itu arahkan lampu ke atas dulu kemudian ke arah orang-orang disekeliling.
  13. Jangan merasa bersaing dengan fotografer. Bekerjasamalah dengan team yang lain.

Sumber:
Baskrin, Askurifai. 2009. Videografi Operasi Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar. Widya Padjajaran.
Setiawan, Bambang. 2009. Kumpulan Foto dan Video Wedding. Koleksi Pribadi. Jambi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar